Kamis, 03 Januari 2013

ISLAM ITU MUDAH, TIDAK MEMPERSULIT PENGANUTNYA

    Kejadian ini kualami pada saat sholat Jumat, seminggu sebelum pelaksanaan ibadah Haji dilaksanakan.
       Begitu tingginya animo umat Muslim di seluruh penjuru dunia untuk melaksanakan ibadah Haji, bahkan dua bulan sebelum pelaksanaan Haji, sudah ada jamaah yang datang dari berbagai penjuru dunia. Puncaknya adalah seminggu sebelum pelaksanaan haji, jamaah yang berasal dari Jazirah Arab mulai berdatangan.
        Hari Jumat ini adalah pelaksanaan sholat Jumat terakhir bagiku di tanah suci, mengingat Kamis depan sudah wukuf di Arofah.
     Pelaksanaan sholat Jumat di Masjidil Haram sekitar jam 12 siang waktu Mekkah. Seperti Jumat sebelumnya, kami harus datang 3 hingga 4 jam sebelumnya agar mendapat tempat sholat. Dari maktab kami di Bakhutmah sektor 10, kami berangkat pkl 08.30 waktu Mekkah dengan bus yang sudah disediakan oleh pemerintah Indonesia. Alhamdulillah, walaupun harus berebut dan berdesakan, kami dapat juga busnya. Lima menit kemudian kami berhenti di pemberhentian bus di Kudaii untuk ganti bus menuju Masjid Al-Haram. Dan subhanallah.... Kudaii sudah jadi lautan manusia. Bus-bus yang sudah bergerak menuju Al-Haram tidak bisa kembali lagi ke Kudaii, karena terhalang lautan manusia yang berjalan menuju masjid. Jumlah bus yang ada tidak sebanding dengan jumlah jamaah, akibatnya kami pun harus berjalan kaki dari Kudaii menuju Masjid Al-Haram. Perjalanan yang melelahkan, tapi tidak kami rasakan, yang kami inginkan hanyalah sampai masjid secepatnya, berjalan cepat dan kadang berlari harus kami lakoni, karena kami harus berlomba dengan jamaah lain untuk sampai masjid.
        Ketika kami baru sampai di parkiran Hotel Hilton, kami sudah dihadang oleh petugas yang melarang kami naik ke atas karena masjid sudah penuh. Whattt...!!! Ini baru jam 09.30 dan masjid sudah penuh??? Karena gak mau sholat di parkiran, kami pun mencari jalan memutar agar bisa naik ke halaman Masjid.
        Kata orang, jika kita berdo'a di tanah suci semua akan dikabulkan oleh Allah, maka sambil berjalan kami berdo'a semoga Allah memberi kami tempat untuk sholat Jumat. Dan alhamdulillah, kami dapat tempat walaupun itu di halaman masjid di depan pintu King Abdul Aziz. Masjidil Haram sudah benar-benar penuh, semua pintu masuk dijaga penjaga yang berlapis-lapis. Subhanallah, padahal Masjid ini dah begitu besar dan luas, lantai tiga dan ada dua lantai bawah tanah yang dibuka di musim haji.
       Pada awalnya, tempat kami teduh, tapi begitu matahari mulai naik dan waktu Dhuhur tiba, matahari benar-benar ada di atas kepala. Orang-orang yang tak terbiasa dengan iklim seperti ini, merasakan panas yang luar biasa, payung, kain, sajadah, syal, apa saja dipakai untuk melindungi kepala. Tak sedikit jamaah yang akhirnya mundur tak kuat dengan hawa panas yang menyengat.
       Saat mendengar khutbah Jumat, alhamdulillah kami masih bisa berlindung di bawah sajadah, sambil sesekali memercikkan air dihanduk yang kami letakkan di atas kepala. Tapi begitu waktunya sholat, aku agak khawatir bagaimana jika nanti kepanasan dalam waktu yang lama. Sambil menenangkan diri dengan berdo'a agar Allah melindungi kami dari panas yang menyengat (saat itu aku sudah mulai pusing, badan lemah karena kepanasan dan kurang minum).
         Tapi Islam adalah agama yang memudahkan penganutnya, tidak mempersulit. Sholat Jumat hanya dua rakaat, dan imam sholat yang biasanya menggunakan ayat-ayat Al-Quran yang panjang, di rakaat pertama membaca Surat Al-Kautsar, dan di rakaat ke dua membaca Surat A-Nashr. Yaa Allah, benar-benar pertolongan Allah, kami dimudahkan dalam menjalankan sholat dan kami rasakan nikmatnya beribadah kepada Allah.